Protected: LOGSHEET PEMBINAAN KESEHATAN HAJI

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Protected: ANATOMI FISIOLOGI D IV KEPERAWATAN POLTEKKES MAKASSAR

This content is password protected. To view it please enter your password below:

ASUHAN KEPERAWATAN JAMAAH HAJI DENGAN GANGGUAN KESEHATAN DI KLOTER

PENDAHULUAN

Materi ini membekali petugas kesehatan haji (perawat) tentang asuhan keperawatan umum yang dijumpai pada setiap musim haji, di mana keterampilan petugas kesehatan kloter dalam menangani gangguan akan sangat menentukan penurunan tingkat kesakitan dan kematian jamaah pada setiap musim haji.

Saudi Arabia mempunyai 4 musim, yaitu Desember sampai Pebruari , adalah musim dingin, sedangkan Maret sampai Mei adalah musim semi yaitu dingin menuju panas, Juni sampai Agustus adalah musim panas dan September sampai November adalah musim semi yaitu panas menuju dingin.

Diperkirakan musim dingin akan mewarnai haji pada tahun 1997- 2014 M. Suhu diperkirakan dapat mencapai 5°C. Cuaca dingin dan kering ini perlu diwaspadai para jemaah haji yang akan dan sedang berada di Tanah Suci. Walaupun umumnya sengatan dingin timbul pada suhu di bawah 0°C, namun berdasarkan pengalaman dan penelitian, sengatan dingin dapat terjadi pada suhu diatas 0°C dibawah 10°C. Berdasarkan penelitian dr Anna mengenai pengaruh musim dingin bagi jamaah haji pada musim haji tahun 2003 ( suhu 5°C – 32°C ), dari 288 jamaah yang diteliti yang berasal dari 18 kloter ( 1 embarkasi 2 kloter, 1 kloter 16 jamaah), terdiri dari 142 laki-laki dan 146 perempuan, didapatkan hasil sebagai berikut : Kulit bersisik (181 jamaah), bibir pecah-pecah (165 jamaah), Tumit pecah-pecah (98 jamaah), keram kaki (75 jamaah), mimisan (17 jamaah), nyeri otot (14 jamaah), dan luka yang membusuk (3 jamaah)

Faktor risiko sengatan dingin diantaranya : Terpapar suhu dingin dalam waktu lama, kulit yang tidak tertutup, udara dingin, dehidrasi, sirkulasi darah yang buruk, membiarkan memakai baju yang basah, merokok dan minum kopi.

Sengatan dingin merupakan kerusakan kulit dan jaringan lainnya yang disebabkan karena terpapar udara dingin dalam waktu yang lama. Sengatan dingin ini mempengaruhi intrasel dan ekstrasel dan mempengaruhi fungsi jaringan dan sirkulasi. Berdasarkan gejala-gejala, sengatan dingin terbagi 3 yaitu Frostnip, Immersion foot dan Frostbite. Gejala-gejala sengatan dingin diantaranya : Mati rasa ( baal ), rasa kaku atau beku terutama daerah yang terpajan langsung dengan udara dingin, pucat, dingin, kram, kaku otot, kemerahan pada lokal tertentu, bengkak, nyeri tungkai, kaku/beku, pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah dan jaringan sekitar mati. Jika tidak ditangani segera, kerusakan jaringan menjadi lebih serius dan dapat menjadi gangren, kadang membutuhkan amputasi. Penatalaksanaan pada pasien dengan sengatan dingin mulai dari penanganan mandiri, penanganan di sektor, di BPHI dan rujuk ke RSAS. Yang lebih penting adalah pencegahan terkena sengatan dingin yaitu menghindari faktor risiko yang mungkin.

Sengatan panas adalah suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan karena terpaparnya dengan udara panas yang tinggi yang menyebabkan meningkatnya suhu tubuh (hipertermi) bisa mencapai 106°F (41,10C) disertai dengan kelainan fisik dan neurologis. Pada tahun 2007 walaupun musim musim dingin, ternyata didapatkan jamaah dengan sengatan panas pada saat mabit di Muzdalifah pada siang hari saat menunggu jemputan bus. Hal ini perlu diantisipasi karena pada siang hari di Muzdalifah cukup

Sengatan panas disebabkan oleh penumpukan panas yang berlebihan di dalam tubuh dimana suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, dengan kelembaban udara rendah, dan jamaah terlalu lelah atau terkena sinar matahari secara langsung. Anak-anak, lanjut usia dan orang dengan obesitas mempunyai risiko tinggi untuk terserang sengatan panas. Faktor risiko sengatan panas lainnya diantaranya dehidrasi, penyakit kardiovaskuler, faktor kelelahan, dan terkena sinar matahari secara langsung.

Gejala-gejala sengatan panas terbagi dalam 3 jenis yaitu Heat Exhaustion (Lelah Panas), Heat Cramp (Kejang Panas) dan Heat Stroke. Penatalaksanaannya pada prinsipnya mendinginkan pasien dan memberikan cairan untuk mengatasi dehidrasi. Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dan sangat penting menyampaikan kepada jemaah bagaimana cara menghindari terkena sengatan panas.

TUGAS POKOK PETUGAS HAJI KLOTER

  • Memberikan pelayanan kes dasar (pem dan R/
  • Melakukan rujukan ke sarkes rujukan dan evakuasi
  • Penyuluhan kes
  • Respon kegawat daruratan
  • Visitasi jemaah
  • Pemantauan matra
  • SKD-KLB/ musibah massal
  • Penyediaan logostik dan  perbekalan
  • Usulan JH safari wukuf
  • Diseminasi informasi kes
  • Membuat pencatatan pelaporan yankes
  • Bekerja sama dalam jejaring  kerja yankes haji

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN SENGATAN DINGIN DAN PANAS

TUJUAN

Tercegahnya jemaah haji dari kejadian sengatan dingin dan terlaksananya penatalaksanaan sengatan dingin

SENGATAN DINGIN

Sengatan dingin merupakan kerusakan kulit dan jaringan lainnya yang disebabkan karena terpapar udara dingin dibawah 0°C dalam waktu yang lama.

Sengatan dingin ini mempengaruhi intrasel dan ekstrasel dan mempengaruhi fungsi jaringan dan sirkulasi

Faktor risiko sengatan dingin

  • Terpapar suhu dingin dalam waktu lama
  • Kulit yang tidak tertutup
  • Terdapat luka dikulit
  • Kondisi tubuh yang buruk
  • Malnutrisi
  • Udara dingin, dehidrasi, sirkulasi darah yang buruk
  • Membiarkan memakai baju yang basah
  • Minum kopi, karena akan meningkatkan diuresis dan menimbulkan dehidrasi
  • Merokok, karena nikotin akan menimbulkan vasodilatasi yang menyebabkan lambatnya aliran darah ke perifer, sehingga udara dingin akan lebih lama tertahan.
  • Status mental yang sensitif dan tidak siap dalam menghadapi kondisi
  • Pasien dengan DM, Arteriosklerosis, gangguan neurologi, anemia
  • Kulit yang gelap
  • Badan kurus

Dikenal 3 jenis penyakit akibat suhu dingin (sengatan dingin):

  • Frostnip (sengatan dingin ringan)
  • Immersion foot (sengatan dingin sedang)
  • Frostbite (sengatan dingin berat)

Frostnip

  • Keadaan beku jaringan tubuh akibat terpapar udara dingin, dapat menimbulkan kerusakan jaringan
  • Bentuk paling ringan : hanya mempengaruhi lapisan atas kulit dan cenderung pada organ yang jauh dari pusat tubuh, mis daun telinga, hidung, pipi, jari dan ibu jari, tangan dan kaki.
  • Bisa terjadi pada suhu sekitar 15°C (59°F)

Gejala-gejala

  • Mati rasa ( baal )
  • Rasa kaku atau beku terutama daerah yang terpajan langsung dengan udara dingin
  • Pucat, dingin, kram, kaku otot

Penatalaksanaan

  • Dapat dilakukan pengobatan sendiri (di kloter)
  • Bawa pasien kedalam ruangan ( bila mungkin ruang dengan penghangat)
  • Lepaskan baju yang basah dan ganti dengan yang kering
  • Rendam dengan air hangat (37-40°C / 100-105°F)
  • Berselimut dan pakaian hangat, makan dan minuman hangat, kamar bersuhu hangat
  • Analgetik topikal atau sistemik (bila perlu)

Immersion foot

  • Disebabkan kontak atau pajanan air atau suhu dingin yang lama tanpa penghangat
  • Mengenai saraf dan otot tungkai bawah, tangan , kulit

Klinis ditandai 3 keadaan

  • Iskemia : pucat, nadi lemah / tidak teraba
  • Hiperemia : Kemerahan pada lokal tertentu, bengkak, nyeri tungkai, kaku / beku
  • Post hiperemik : fase penyembuhan

Komplikasi : timbul kelemahan otot, gangren, atrofi otot, ulserasi, nekrosis superficial

Penatalaksanaan

  • Menghindari pajanan, penghangatan sederhana
  • Bawa pasien kedalam ruangan ( bila mungkin ruang dengan penghangat)
  • Analgetik dan antibiotik topikal pada ulserasi

Frostbite

  • Frostbite umumnya terjadi pada suhu 0°C (32°F)
  • Dapat menimbulkan hipotermi

Gejala Frostbite dibagi dalam 3 tingkatan

  • Stadium 1 : Kulit menjadi pucat, kemudian seperti terbakar dan selanjutnya mengelupas
  • Stadium 2 : Kulit menjadi melepuh
  • Stadium 3 : Kulit menjadi beku, pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah dan jaringan sekitar mati. Jika stadium 3 ini tidak ditangani segera , kerusakan jaringan menjadi lebih serius dan dapat menjadi gangren, kadang membutuhkan amputasi.

Penatalaksanaan

  • Untuk yang ringan : lakukan seperti penanganan frostnip
  • Rewarming tubuh menyeluruh, kemudian diikuti penghangatan lokal/ setempat
  • Rewarming bertahap : Rendam dengan air hangat 37 °C – 40°C, selama 25 – 40 menu, atau kompres dengan air hangat 10-30 menit sampai pencairan lesi komplit.
  • Bila tidak ada air hangat, selimuti badan dengan selimut hangat.
  • Infus cairan NaCl 0,9 % yang sudah dihangatkan
  • Berikan oksigen
  • Lanjutkan tirah baring total, berikan tetanus toxoid
  • Irigasi ulkus secara aseptik, berikan antibiotik
  • Berikan heparin ( bila ada tanda-tanda trombus )
  • Drainage bula secara steril dan dicuci dengan desinfektan
  • Fisioterapi, hentikan rokok secara total
  • Bila perlu amputasi / rekonstruksi (Rujuk segera ke RSAS bila kondisi tidak memungkinkan ditangani di BPHI)

 

Cara menghindari sengatan dingin

  • Pertahankan kondisi tubuh dalam keadaan baik
  • Makanan yang baik dan hangat, minuman hangat setiap jam 1
  • gelas (tidak menunggu haus)
  • Memakai pakaian sehari -hari dan pakaian lhram yang tebal
  • dan hangat agar dapat menghindari paparan udara dingin
  • Hindari udara dingin , dengan tidak melakukan kegiatan yang
  • tidak perlu diruang terbuka
  • Hindari merokok dan minum kopi
  • Sebaiknya mandi melalui shower dengan air hangat, jangan
  • banyak gerakan menggosok waktu mandi
  • Jangan menggosok kulit daerah lesi, karena dapat merusak jaringan
  • Jangan gunakan penghangat langsung (seperti botol air panas ,dll)
  • Jangan mencairkan daerah lesi jika mungkin akan terjadi beku lagi, karena dapat merusak jaringan
  • Lindungi kulit dengan krim

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN SENGATAN PANAS

TUJUAN

Tercegahnya jemaah haji dari kejadian sengatan panas dan terlaksananya penatalaksanaan sengatan panas

SENGATAN PANAS

Sengatan panas adalah suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan karena terpaparnya dengan udara panas yang tinggi yang menyebabkan meningkatnya suhu tubuh (hipertermi) bisa mencapai 106°F (41.1’C) disertai dengan kelainan fisik dan neurologis.

Faktor risiko sengatan panas

Anak-anak, lanjut usia, orang dengan obesitas

  • Dehidrasi
  • Penyakit kardiovaskuler
  • Faktor kelelahan
  • Terkena sinar matahari secara langsung

Gejala – gejala sengatan panas

Jenis penyakit Sengatan Panas

  1. 1. Heat Exhaustion (Lelah Panas)

Gejalanya sama dengan gejala dehidrasi (kekurangan cairan ringan) ; Kulit panas dan kering, lemas, haus, pusing, lelah, mual, pucat dan nafsu makan menurun, disorientasi.

  1. 2. Heat Cramp (Kejang Panas)

v       Tingkat lebih lanjut dari Heat Exhaustion

v       Suhu badan naik (sampai 38 – 39’C)

v       Kejang otot (otot kaki tangan terutama otot betis)

  1. 3. Heat Stroke

Stadium ketiga dari sengatan panas , merupakan keadaan gawat namun reversible, dengan gejala:

v       Hyperpirexia (suhu > 39 °C)

v       Kulit kering, tidak berkeringat

v       Takhikardi, sulit bernafas

v       Halusinasi, confusion, disorientasi

v       Tekanan darah meningkat atau menurun

v       Berbicara tidak menentu (mengigau)

v       Kesadaran dapat menurun sampai koma

Penatalaksanaan sengatan panas

Hindari organ/ bagian badan dari kerusakan permanen

  • Yang utama dinginkan pasien
  • Pindahkan pasien ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang terlindung dari panas matahari dan longgarkan pakaian
  • Berikan air suam-suam kuku atau dingin pada kulit (semprotkan air dingin melalui semprotan air)
  • Kipasi pasien dengan fan atau koran dan lainnya untuk mempercepat penguapan dan berikan kantong es di ketiak
  • Berikan cairan infus garam fisiologis (NaCl 0,9 %)
  • Monitor suhu badan dengan termometer dan lanjutkan pendinginan sampai suhu badan mencapai 101-1020F(38,3-38,80C).

Pencegahan

Cara menghindari Sengatan Panas

  • Aklimatisasi atau menyesuaikan dengan suhu panas sebelum keberangkatan haji
  • Tidak berada diterik matahari langsung, antara pukul 10.00 s/d 16.00
  • Keluar kemah/rumah terutama pada siang hari, harus memakai payung dan berbekal minuman dan semprotan air
  • Minum setiap hari paling sedikit 5 – 6 liter atau 1 gelas setiap jam, jangan menunggu sampai haus
  • Pada saat di luar pondokan dianjurkan sering menyemprotkan air ke muka dan bagian tubuh lainnya
  • Hindari minuet kopi, karena akan mempercepat dehidrasi.
  • Tidak melakukan aktivitas berlebihan pada saat terik panas matahari
  • Usahakan kondisi badan tetap segar, cukup istirahat dan tidur 6 – 8 jam sehari semalam
  • Pakailah pakaian yang agak longgar agar memudahkam penguapan dan sedapat mungkin berwarna putih
  • Makanlah buah-buahan segar, seperti jeruk, apel, pier dan sebagainya.
  • Gunakan sunscreen untuk mencegah kulit terbakar matahari.
  • Gunakan topi untuk menutup kepala agar terlindung dari terik matahari
  • Jika terasa letih, stop aktivitas dan usahakan ketempat yang sejuk.

Sumber : Kementerian Kesehatan Haji Republik Indonesia, (2009), Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia, Jakarta

FOTO KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DM

Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000).
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ).
Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001). Selengkapnya >>>

GANGGUAN JANTUNG PADA REMAJA

Adik saya mengalami demam tinggi dan sesak napas sehingga harus dirawat di rumah sakit. Saya menduga dia terkena pneumonia, tapi ternyata menurut dokter yang merawat dia menderita infeksi jantung.

Saya merasa heran kenapa adik saya yang baru berumur 21 tahun sudah terkena penyakit jantung. Sepanjang pengetahuan saya, penyakit jantung menyerang orang yang sudah berusia lanjut.

Adik saya memang pengguna narkoba. Dia mulai menggunakan narkoba sejak berumur 13 tahun. Mulai dengan pakai tablet, hirupan, dan sejak SMU mulai menyuntik sehingga mengalami ketergantungan hebat. Akibatnya dia tak mampu melanjutkan sekolah. Dia kemudian menjalani rehabilitasi dan berhasil berhenti menggunakan narkoba pada umur 18 tahun.

Dalam tiga tahun belakangan ini dia membantu Ayah berdagang dan tampaknya sehat saja sampai dia dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit mencapai hampir sebulan. Ayah harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk pengobatan dan perawatan tersebut.

Yang mengejutkan kami, adik saya mengalami kerusakan katup jantung dan kemungkinan harus dioperasi. Kami semua merasa prihatin karena operasi katup jantung tentu merupakan operasi penuh risiko, apalagi biaya operasi terasa amat mahal bagi kami.

Sekarang adik saya sudah di rumah. Dia mampu berjalan ke kamar mandi tanpa sesak, tetapi kakinya masih sedikit bengkak.

Pertanyaan saya, apakah infeksi jantungnya berkaitan dengan kebiasaan penggunaan narkoba masa lalu? Apakah infeksi katup jantung memang memerlukan operasi? Apakah ada obat-obatan yang dapat mengatasi infeksi katup jantung?

Adik saya tentu memerlukan pekerjaan yang akan dapat mendukung kehidupannya nanti. Apa yang dapat kami persiapkan agar sesuai dengan keadaan kesehatannya? Terima kasih atas perhatian Dokter.

M di J

Dampak penggunaan narkoba suntikan, selain risiko penularan hepatitis C dan HIV, adalah timbulnya berbagai infeksi, termasuk infeksi katup jantung yang disebut infective bacterial endocarditis.

Biasanya infeksi ini terjadi pada katup jantung yang terdapat pada bagian kanan jantung (katup trikuspid). Infeksi ini terjadi karena penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Akibat infeksi ini dapat terjadi demam lama, pada auskultasi dapat terdengar bising jantung. Sedangkan melalui biakan darah dapat diisolasi kuman penyebab infeksi.

Selain menimbulkan gejala demam, infeksi ini juga dapat disertai sesak napas atau gejala lain akibat gangguan pada jantung. Penggantian katup melalui operasi adakalanya memang diperlukan.

Penyakit jantung tidak hanya mengenai orang berusia lanjut. Penyakit jantung bahkan juga terdapat pada bayi, biasanya penyakit jantung bawaan. Sedangkan penyakit jantung rematik juga sering ditemukan pada anak.

Dengan maraknya penggunaan narkoba suntikan, infective bacterial endocarditis juga semakin banyak ditemukan. Penyakit ini memerlukan terapi antibiotika jangka lama sehingga memang biaya pengobatannya mahal.

Dokter yang merawat adik Anda akan mempertimbangkan apakah adik Anda memerlukan operasi penggantian katup jantung. Meski operasi penggantian katup jantung termasuk operasi besar, operasi ini telah lama dilaksanakan di Indonesia dengan hasil cukup baik. Penggantian katup jantung akan meningkatkan kualitas hidup penderita secara nyata.

Mengingat jumlah pengguna narkoba di negeri kita cukup banyak, persoalan yang keluarga Anda hadapi juga menjadi masalah bagi banyak keluarga Indonesia. Dengan demikian, diperlukan program yang jelas agar mereka dapat menjadi manusia produktif dan mandiri. Mereka seharusnya dapat bersekolah kembali, bekerja, atau mendapat kesempatan berusaha.

Menurut estimasi Badan Narkotika Nasional, pengguna narkotika suntikan di negeri kita mencapai lebih dari 500.000 orang. Jadi, dapat dibayangkan betapa banyak remaja kita yang memerlukan dukungan dalam menghadapi masa depan.

Salah satu upaya sederhana adalah memberi pelatihan untuk melaksanakan usaha. Dengan usaha kecil sekalipun kita berharap mereka dapat menjadi warga negara yang produktif dan hidupnya tidak tergantung pada orang lain.

Saya mengenal remaja yang sekarang sudah berhenti menggunakan narkoba, kesehatannya sudah pulih, dan yang menggembirakan mereka sudah pula punya kegiatan produktif. Ada remaja yang punya penyewaan internet, menyewakan komik, punya warung, gerai telepon seluler, dan bengkel TV. Amat menyenangkan melihat mereka bangkit kembali menatap masa depannya.

Mudah-mudahan adik Anda nanti juga akan menemukan kegiatan yang cocok baginya sehingga dapat mandiri menjalani kehidupan ini.
Ditulis oleh : dr Samsuridjal Djauzi

Waspada, Gagal Ginjal pada Anak

ELLY tak pernah menyangka, bidadari kecilnya harus menjadi penderita gagal ginjal kronik. Sebuah penyakit yang dalam pikirannya tak akan bisa menyerang bocah seusia Maulida, yang kala itu masih 10 tahun. Dr. Endang Lestari, dokter yang menangani Maulida mengatakan, pemahaman masyarakat untuk mendeteksi secara dini gejala-gejala penyakit ginjal masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan efek fatal menimpa sang anak. Sebab, jika telah divonis mengalami gagal ginjal, sang anak harus bersahabat dengan cuci darah sepanjang hidupnya.

“Masyarakat kita tahunya, penyakit anak-anak itu pilek, batuk, demam, masuk angin. Mereka berpikir penyakit seperti ginjal tidak bisa menyerang anak-anak. Oleh karena itu, sosialisasi untuk mengenali gejala-gejalanya secara dini sangat penting sekali. Seperti kasus Maulida ini. Karena terlambat mendeteksi, ternyata sudah sampai stadium gagal ginjal kronis,” jelas dr. Endang yang ditemui saat turut menemani Maulida dalam acara Temu Penderita Gagal Ginjal, di Jakarta, Sabtu (15/3).

Gejala yang bisa dideteksi dengan mudah, lanjut Endang, sering mengalami kejang. Kejang terjadi sebagai efek dari ureum dan kreatinin yang meningkat, mengakibatkan peningkatan racun dalam tubuh. Peningkatan racun dalam tubuh inilah yang menyebabkan gagal ginjal dan harus dilakukan cuci darah. Jika berhasil dideteksi ketika masih dalam taraf infeksi, risiko gagal ginjal dapat dicegah.

Infeksi yang dimaksud, selain infeksi ginjal juga kandung kemih. Gejalanya, disertai pula dengan susahnya anak mengalami naik berat badan.”Gagal ginjal pada anak itu bisa karena kelainan bawaan, keturunan, dan juga didapat karena penyakit lain yang membawa efek ke ginjal. Kebanyakan faktor luar. Bukan karena pola makan. Dalam kasus Maulida, awalnya dia sebenarnya mengalami infeksi ginjal namun tidak ditangani dengan baik,” lanjut Endang.

Ternyata, tak hanya Maulida, penderita gagal ginjal anak-anak yang ditangani dr. Endang. Bahkan, ia pernah menangani bayi berusia 1 tahun yang didiagnosis mengalami gagal ginjal. “Tapi karena masih bayi kita nggak bisa terapkan CAPD, sehingga akhirnya tidak tertolong. Yang sedang saya tangani sekarang, ada yang usianya masih 5 tahun, 7 tahun. Jadi memang harus kita waspadai,” lanjut dokter spesialis anak ini.

Penderita yang mengalami gagal ginjal, hanya bisa dinyatakan sembuh setelah melakukan transplantasi ginjal. Tanpa itu, maka seumur hidup akan bergantung pada hemodialisis ataupun Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis (CPDA). Sayangnya, transplantasi ginjal pada anak-anak bukan perkara mudah. Bahkan, hingga saat ini hanya bisa dilakukan di luar negeri. Selain memiliki risiko yang jauh lebih tinggi, dokter-dokter di Indonesia belum banyak yang melakukannya.

Dokter Endang pun menitip pesan untuk seluruh orang tua. “Jangan pernah remehkan, sesimpel apapun gejala penyakit yang dialami anak. Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit. Dan kalau perlu jangan hanya mengandalkan satu diagnosa jika memang tidak yakin, atau mencari second opinion,” pesan dia.
Di Posting : Kompas News. 15 Maret 2008 14.19

Ubah Perilaku Buruk Anak dengan Bermain Peran

Dunia bermain identik dengan anak-anak. Dalam permainannya mereka suka meniru peran orang dewasa. Ada yang berusaha menjadi seorang ibu, ayah, atau profesi-profesi tertentu seperti pilot, polisi, dan dokter. Kecenderungan meniru peran orang dewasa ini bisa diarahkan orang tua untuk mengubah perilaku buruk seorang anak. “Bermain peran bisa mengubah perilaku anak yang buruk,” kata Arief Rachman, Indonesia National Chairman for UNESCO saat Seminar Pentingnya Bermain Peran Pada Kehidupan Anak-anak di Theater Kidzania, Pasific Place, Jakarta, Jumat (28/3).

Cara mengubahnya, jelas Arief, dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada anak yang suka marah untuk mengambil peran sebagai seorang ibu yang baik. Peran-peran baik lainnya dapat diberikan kepada anak-anak yang memiliki kecenderungan yang buruk lainnya.

Di hadapan para kepala sekolah dan guru se-wilayah DKI Jakarta, Arief, yang dikenal sebagai pakar pendidikan tersebut mengatakan bermain peran sebagai orang dewasa sangat penting bagi anak-anak dalam membentuk kreativitas mereka. Melalui kreativitas inilah seorang anak bisa mengembangkan imajinasinya, fisik, kognitif, dan emosinya.

Selain itu, dengan mengambil peran tersebut, akan menumbuhkan rasa percaya diri seorang anak dalam mengembangkan kompetensi yang diinginkannya sebagai modal utama menghadapi tantangan yang ada di depannya. “Orang tua dapat terlibat saat anak-anak mengambil perannya, tapi jangan mendominasi. Setelah mereka mampu mengambil peran tersebut orang tua sebaiknya mundur,” ungkarnya. (SMS)
Sumber : Kompas News, Jumat 28 Maret 2008, 13.35

KALSIUM KEMBANGKAN MOTORIK ANAK

KALSIUM diketahui sangat penting untuk membantu pembentukan tulang dan gigi pada anak. Namun selain itu, ternyata kalsium juga sangat penting peranannya dalam membantu anak mencapai kemampuan motorik yang optimal.

Menurut DR.Dr. Nani D, Sp.A, setidaknya ada beberapa tahapan yang berbeda pada kemampuan motorik anak. Pada usia 0-2 tahun, anak mulai belajar memegang, meniru, mengangkat, meraih, tengkurap, merangkak, berdiri dan berjalan. Usia 2- 3 tahun, anak belajar meloncat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki. Usia 3-4 tahun, anak mulai belajar berjalan-jalan sendiri disekitar rumah, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri. Usia 4-5 tahun, anak mulai belajar melompat dan menari, serta menaruh minat pada aktivitas orang dewasa. Dan pada masa sekolah, anak mulai belajar-hal-hal baru yang memerlukan gerakan otot khusus seperti bermain dan berolahraga. Selengkapnya >>>>

MEKANISME DASAR PROSES AGING

Dengan meningkatnya kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang kesehatan, semakin meningkat pula kualitas hidup masyarakat. Semakin meningkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga meningkatkan kualitas hidupnya, dengan menjaga kesehatan individu maupun kesehatan lingkungannya. Melakukan olah raga secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Memelihara kesehatan lingkungan sekitar selalu bersih dan bebas dari pencemaran. Dengan kemajuan di bidang kesehatan, banyak ditemukan obat-obatan dan teknik pengobatan yang lebih baik. Dengan demikian angka kesakitan dan angka kematian dapat dikurangi. Sehingga akan meningkatkan usia harapan hidup masyarakat.

Setiap tahun jumlah lansia di seluruh dunia semakin bertambah karena semakin meningkatnya usia harapan hidup. Di negara – negara yang sudah maju, jumlah lansia rerlatif lebih besar dibanding dengan negara – negara berkembang, karena tingkat perekonomian yang lebih baik dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah memadai. Hal ini juga akan menimbulkan masalah pelayanan kesehatan terutama pada kaum lansia.

Usia harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 65 tahun. Sejalan dengan bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak tidak produktif lagi, kemampuan fisik maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat, memasuki masa pensiun, ditinggal pasangan hidup, stress menghadapi kematian, munculnya berbagai macam penyakit, dan lain – lain. Karena sel-sel mengalami degeneratif maka fungsi dari sistem organ juga mengalami penurunan. Kulit menjadi keriput, rambut putih dan menipis, gigi berlubang dan tanggal, fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan atau pencernaan mulai menurun, osteoporosis, gangguan sistem kardiovaskuler dan lain-lain.

Meskipun demikian tidak sedikit kaum lansia yang masih produktif dan mampu untuk melaksanakan aktivitas sehari – harinya dengan baik, seperti berkebun, usaha wiraswasta, dan lain-lain.

Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit untuk dipahami. Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara keseluruhan, perlahan tapi pasti. Proses menua berbeda pada setiap individu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor lingkungan.

Terdapat beberapa teori mengenai proses menua :

1. Teori Genetik

Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa lama hidup ditentukan oleh informasi yang ada pada molekul DNA pada gen. Informasi ditransfer dari molekul DNA melalui berbagai langkah pada pembentukan protein yang diperlukan untuk fungsi sel secara normal.

Diketahui pula bahwa wanita mempunyai harapan hidup yang lebih lama dari pria (kira – kira 8 tahun lebih lama). Perbedaan harapan hidup, dimana betina lebih panjang umurnya didapatkan pada mencit, tikus dan anjing. Jenis kelamin ditentukan oleh kromosom XY bagi pria dan XX bagi wanita. Lebih panjangnya usia pada wanita mungkin dipengaruhi oleh lebih banyaknya kromatin X.

Orang yang mempunyai orang tua dan kakek nenek yang berusia panjang, rata-rata hidupnya lebih panjang kira – kira 8 tahun daripada mereka yang orang tuanya meninggal sebelum usia 50 tahun.

Panjang usia maksimal sudah terprogram. Sel-sel tertentu hanya dapat membelah sampai jumlah tertentu, setelah itu akan mati. Sel hewan yang tua dapat membelah sampai 20 – 25 X, dan sel hewan muda sampai 40 – 50 X. Di satu sisi batas usia ditentukan oleh fator genetik, namun faktor lain seperti nutrisi, stress, keadaan sosial ekonomi dan lingkungan mempunyai peranan penting dalam menentukan umur yang dapat dicapai secara aktual.

Berdasarkan teori ini, proses penuaan telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies dalan nuclei (inti sel) memiliki suatu jan genetik yang diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis, dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar. Bila jam tersebut terhenti maka seseorang akan meninggal dunia, meski tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir.

Pengontrolan genetik umur dilakukan dalam tingkat seseluler. Mengenai hal ini Hayflick (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro, yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah nukleus atau sitoplasma yang mengontrol replikasi , maka dilakukan transplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleus yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua dan mati, bukan sitoplasma (suhana, 1994).

2. Kerusakan pada DNA

Informasi yang dibutuhkan sel untuk membangun protein esensial tergantung pada bangunan molekul DNA. Bila rantai molekul DNA rusak, kemampuan sel untuk membuat enzim juga terganggu dan mengakibatkan kematian sel.

3. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas tinggi yang dengan cepat bereaksi dengan molekul lain. Sebagai akibatnya enzim dan protein dapat berubah. Pembentukan radikal bebas dapat dpercepat oleh radiasi dan dihambat oleh zat anti oksidan.

4. Teori Oto-Imun

Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan diakibatkan oleh antibodi yang bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya. Ini terjadi karena kegagalan mengenal sel normal dan pembentukan antibodi yang salah, sehingga bereaksi terhadap sel normal disamping sel normal menstimulasi pembentukannya. Teori ini mendapat sokongan dari kenyataan bahwa jumlah antibodi autoimun meningkat pada usia lanjut dan terdapat persamaan antara penyakit imun (artritis rematoid, arteritis, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) dan fenomena menua.

B. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Masalah yang dirasakan oleh lansia bukan sekedar kelemahan secara fisik saja. Tetapi seluruh aspek kehidupannya yang meliputi aspek bio-psiko-sosial spiritual. Masalah lansia ini bukan hanya menjadi tanggung jawab keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan lansia tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama.

Begitu kompleksnya masalah yang dihadapi oleh lansia maka dalam manangani masalah lansia ini juga membutuhkan pananganan secara multi dimensi, dan memerlukan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral.

Saat ini sudah banyak dikembangkan produk – produk makanan dan minuman yang telah dilengkapi dengan zat – zat anti oksidan yang dapat menekan atau menghambat proses penuaan, dan penambahan unsur calsium untuk mencegah terjadinya osteoporosis.

1. Pelayanan Kesehatan.

Pelayanan kesehatan dapat di peroleh melalui pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti Rumah Sakit, Puskesmas, maupun dokter praktek. Pelayanan yang diberikan antara lain mencakup upaya – upaya kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.

2. Pelayanan Keperawatan

Selain pelayanan keperawatan di rumah sakit maupun tempat pelayanan kesehatan yang lain saat ini juga banyak dikembangkan adanya istilah “Home Care” atau perawatan di rumah. Bagi keluarga dengan lansia di rumahnya dapat mempekerjakan seorang perawat untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia di rumah. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan mencakup usaha – usaha :

a. Preventif :

 melakukan cek up secara rutin : tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu.

 Menciptakan rasa aman dan nyaman : menganjurkan pada keluarga :

– Menjaga lantai tetap kering dan tidak licin (terutama kamar mandi).

– Mengatur ruangan tetap terang, sehingga dapat melihat dengan baik.

– Menghindarkan barang – barang yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan mengatur barang agar tidak mudah ditabrak atau membuat lansia kesandung.

– Menyiapkan peralatan sehari – hari berada di dekatnya dan mudah dijangkau.

b. Promotif :

 Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi, sayur, buah dan mengurangi makanan yang berlemak, minum air putih 2 – 3 liter per hari, menghindari rokok dan alkohol.

 Olah raga ringan secara teratur.

 Menghindarkan faktor – faktor yang dapat meningkatkan stress, baik stressor fisik, mental, sosial dan spiritual.

 Lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

c. Rehabilitatif :

 Melakukan cek up secara teratur

 Mengajarkan Range of Motion (ROM) atau pergerakan sendi untuk mencegah kekakuan sendi.

 Mengajarkan cara berjalan dengan : kursi roda dan tongkat.

d. Membuat rujukan atau membawa ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan medis.

e. Pelayanan Sosial

Usaha pemerintah dalam rangka membantu meringankan beban para lansia adalah dengan memberikan fasilitas lebih bagi para lansia antara lain :

 Kartu tanda penduduk yang berlaku seumur hidup.

 Memberikan potongan harga tiket perjalanan.

 Memberikan potongan biaya pelayanan kesehatan.

 Memberikan penghargaan atas jasa – jasanya terhadap negara.

 Menampung dan mengurus lansia di Panti Wredha.

 Dan lain-lain.

Hampir di seluruh propinsi di Indonesia telah mempunyai tempat penampungan bagi para lansia, yang disebut Panti Wredha. Di tempat tersebut para lansia mendapatkan fasilitas berupa rumah beserta fasilitasnya. Para lansia juga dilatih untuk tetap bisa mandiri sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Para lansia diberi pelatihan keterampilan seperti berkebun, pertukangan, menjahit, menyulam dan lain-lain. Dengan berbekal keterampilan tersebut diharapkan mereka masih tetap produktif di usia lanjut.

Selain itu juga para lansia juga mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas setempat dengan melakukan olah raga misalnya senam jantung sehat, pemantauan kesehatan secara berkala dan program pengobatan.

Bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan lansia, karena merasa repot dan tidak sanggup mengurus, maka dapat menitipkannya pada Panti Wredha tersebut, sehingga semua kebutuhannya dapat dibantu. Tetapi ada juga keluarga yang tidak mau menitipkan orang tuanya pada Panti Wredha. Kalau dirawat di rumah sendiri lebih mudah, dekat dengan anak cucu, sekaligus bisa membalas budi kepada orang tua.

C. Kesimpulan

Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup akan meningkat pula jumlah usia lanjut (lansia). Sejalan dengan bertambahnya usia, kondisi bio – psiko – sosial dan spiritual mulai menurun, mudah mengalami gangguan. Semakin banyak masalah – masalah yang dihadapi terutama masalah kesehatan. Untuk itu perlu lebih meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia agar dapat hidup secara optimal, dan dapat menikmati masa tuanya dengan tenang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, 1995, EGC, Jakarta.

2. Ganong. WF, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1995, Jakarta.

3. Lumbatobing. SM, Kecerdasan Pada Usia Lanjut dan Dimensia, 2001, FK-UI, Jakarta.

4. Kusnanto, Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, 2004, EGC, Jakarta.

5. Kumpulan Makalah Asuhan Keperawatan Pada Lansia.